Candi Borobudur, Mahakarya Indonesia Yang Kini Jadi Warisan Dunia

Mendengar Candi Borobudur seketika saya kembali duduk di bangku sekolah dasar yang sedang belajar IPS. Candi Borobudur adalah salah satu tujuh keajaiban dunia dan merupakan candi budha terbesar kedua  setelah Candi Angkor Wat di Cambodia. Mimpi berkunjung ke Candi Borobudur mungkin hanyalah sebatas mimpi yang sulit terwujud. Tinggal di pedalaman Sulawesi Selatan yang untuk ke Candi Borobudur harus menyebrangi lautan yang luas, sedikit harapan terbersit sedikitpun tak ada. Untungnya saya memiliki seorang guru yang selalu menyuruh anak didiknya untuk selalu bermimpi, beliau percaya jika kita punya mimpi maka itu adalah sebuah doa. Percayalah bahwa doa  akan terkabul. Apa yang diucapkan benar adanya kini saya telah berkunjung di Candi Borobudur. 
Sabtu, 26 Oktober 2013
Matahari pagi Jogjakarta menyambut bus yang saya tumpangi, suasana sepi sepanjang perjalanan kini mulai  ramai dengan memasuki kota Jogja. Bus melaju dan perlahan meninggalkan kota menuju Magelang. Pemandangan dari balik jendela kini berubah dengan pemandangan persawahan yang menghijau. Jogja – Magelang memang ditempuh sekitar 1 jam perjalanan. Tak terasa bus sudah memasuki kawasan Candi Borobudur namun saya belum melihat sedikitpun seperti apa Candi Borobudur.
Kunjungan ke Candi Borobudur merupakan program liburan bersama dengan teman kerja yang sekarang ini lagi mengeyam pendidikan di Cepu. Ini adalah yang kedua dimana sebelumnya kami juga berkunjung ke Malang. Akomodasi, konsumsi dan Transportasi semua ditanggung pihak penyelenggara alias gratis.
Berkumpul di halaman pintu masuk sambil menunggu tiket. Setelah tiket dibagikan, kami memisahkan diri dari kelompok besar membentuk kelompok kecil. Dari pintu tiket ke halaman Candi Borobudur masih perlu berjalan ratusan meter. Sebelum naik ke Candi Borobudur terlebih dahulu pengunjung harus memakai sebuah kain batik yang dilingkarkan ke pinggang sebagai bentuk penghormatan.
Halaman depan Candi Borobudur

Tangga yang terbuat dari batu sudah tersusun dengan rapi sudah siap mengantar sampai di puncak atas. Jika terlihat sepintas ini akan terlihat mudah tapi jangan salah, saya ngos-ngosan untuk sampai keatas. Tipe tangga yang beda dan sedikit berdiri membuat saya harus lebih kuat dari sebelumnya.

Candi Borobudur adalah sebuah mahakarya Indonesia yang kini telah menjadi warisan dunia. Candi Borobudur ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Bukan hanya wisatawan domestik yang berdatangan tapi dari mancanegara juga banyak terlihat berseliweran di setiap sudut Candi Borobudur. Hari itu terlihat banyak anak sekolahan. Ada satu aktifitas yang membuat saya diam sejenak kemudian memperhatikannya. Anak-anak sekolahan yang datang ke Candi Borobudur ternyata punya tugas dari gurunya, dimana tugasnya mewawancarai bule’ dengan beberapa pertanyaan. Saya dibuat kagum dengan usaha adik-adik ini, masih kecil sudah bisa berbahasa inggris walaupun belum terlalu lancar tapi setidaknya mereka sudah dikenalkan dari kecil. Semoga saja ini bukan budaya kapitalis yang belajar budaya barat tapi meninggalkan atau tidak mengetahui budayanya sendiri

Siswa SD yang sedang mewawancarai bule’

Susunan batu yang tersusun sehingga membentuk sebuah candi Borobudur membuat saya menghela nafas dan kagum akan orang-orang terdahulu dengan semangat dan kerja keras mereka sehingga bisa menghasilkan sebuah mahakarya yang saat ini kita bisa saksikan. Belum lagi dengan ukiran di beberapa dinding menandakan jiwa seni dan kreatifitas orang terdahulu tak kalah hebatnya.

ADVERTISEMENTS
Ukiran Batu di Sepanjang Dinding Candi Borobudur
Ada Jalan disetiap Lantainya
Archa Buddha Candi Borobudur
Stupa Candi Borobudur
Diatas puncak Candi Borobudur saya bisa melihat pegunungan yang berderetan dan Magelang dari kejauhan. Matahari mulai meninggi seketika juga panasnya sudah tak bersahabat membuat saya tak lama di puncak candi. Mengambil beberapa gambar dengan kamera yang saya bawa sudah cukup untuk mengabadikan moment pada saat itu. Melangkahkan kaki turun secepat mungkin melewati tangga yang sedikit curam. Saya berlari menuju tempat duduk yang ada di halaman Candi Borobudur tepat di bawah sebuah pohon besar. Dari sini saya bisa melihat kemegahan Candi Borobudur yang begitu luar biasa.
Terlihat beberapa teman saya juga sudah mulai turun, mungkin alasan panas juga membuat mereka turun. Sebenarnya waktu kunjungan paling baik di saat pagi hari atau sore hari sedangkan kami datang di waktu yang tidak tepat. Jangan khawatir, disini tersedia jasa penyewaan payung, itu terlihat beberapa dari pengunjung memakai payung. Sebelum kami pulang, saya mengajak beberapa teman untuk berfoto bersama.
Foto bersama dengan gaya yang sedikit lucu.
Let’s travel to experience the beauty of Indonesia
@Indonesianholic
www.indonesianholic.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top