Liburan di penghujung 2012, saya bingung menentukan pilihan tujuan vacation. Ada dua tempat terlintas dipikiran saya pada saat itu, antara Tana Toraja atau Palu. Setelah melalui proses seleksi akhirnya tujuan liburan saya adalah Palu. Kota Palu merupakan ibukota dari Sulawesi Tengah dan tepat berada di jantung pulau sulawesi.
Ini adalah perjalanan pertama saya berkunjung ke Palu. Ada beberapa inerary yang sudah rencanakan jauh hari sebelumnya. Palu bukan kota yang asing bagi saya pribadi karena banyak keluarga tinggal di kota ini. Masyarakat palu memang terdiri dari suku pendatang dan paling dominan suku bugis-makassar. Disamping itu saya juga ingin menikmati indahnya kota palu dan beberapa aktivitas lainnya.
Tiket yang sudah saya booking sebelumnya dengan pemberangkatan pukul 06.00 pagi. Malam sebelum berangkat saya packing seadanya dan memilih tidur lebih awal. Bangun sholat subuh kemudian menuju bandara Sultan Hasanuddin. Setelah proses Pengecekan tiket dan barang, saya berjalan menuju tempat check-in. Antrian sudah menunggu dan membuat saya sedikit khawatir sebab 20 menit lagi pesawat akan take off. Setelah menunggu dengan perasaan gelisah takut ketinggalan pesawat akhirnya tiba giliran saya untuk check-in. saya memilih menyimpan koper saya di bagasi. Setelah semuanya selesai saya berlari menuju gate pemberangkatan.
Pesawat Merpati UPG-Palu #ngeri
sunrise dari jendela pesawat
Bandara Mutiara Palu.
Perjalanan Makassar – Palu normalnya 1 jam. Selama perjalanan saya memilih mendengar musik sambil memandangi lautan awan dan sesekali melihat pegunungan. Dari dalam peswat saya disuguhkan pemandangan pegunungan dan lautan awan dan beruntung bisa melihat sunrise. Selang waktu, pesawat mendarat juga di Bandara Mutiara. Alhamdulillah tiba juga walaupun sempat khawatir selama dalam pesawat. Bandaranya kecil seperti terminal namun saya melihat pembangunan bandara baru sedang dikerjakan.
ADVERTISEMENTS
Liburan saya di Palu akan stay di rumah keluarga. Setelah tiba di rumah kelurga, istirahat sebentar kemudian kakak saya mengajak untuk City tour Palu sambil wisata kuliner. Tujuan pertama adalah makan Binte’ di daerah pasar inpres Palu. Binte’ seperti soup namun isinya jagung rebus. Kemudian lanjut menuju kawasan Pantai Talise, sebelum menyusuri pantai kami menuju warung Kaledo. Kaledo adalah makanan khas kota palu, jika ke palu tidak mencicipi Kaledo maka itu sama saja kamu tidak ke kota ini. Nama warungnya “Kaledo Stereo”. Pilihan kaledo dapat kita pilih mau campur ubi rebus atau nasi. Saya Pesan 1 porsi kaledo + ubi rebus minumnya teh botol sosro. Dinding warung terdapat beberapa bingkai yang gambarnya artis yang pernah makan disini, terlintas di pikiran saya kalau ini adalah warung Kaledo pavorit di kota ini.
Makanan Khas Palu “Kaledo”
Mesjid Terapung dan Jembatan Kuning Kembar
Jembatan Kuning Kembar Malam Hari (copyright)
Setelah menikmati Kaledo, lanjut perjalanan menuju kawasan pantai Talise, Sepanjang pantai terdapat beberapa cafe namun ramai di saat malam hari. Sepanjang perjalanan kami melewati jembatan kuning kembar yang merupakan ikon kota Palu. Ini adalah bangunan kebanggaan dan sangat indah disaat malam hari karena setiap sisi jembatan terdapat beberapa lampu. Disini juga terdapat mesjid Terapung, uniknya ini dibangun diatas air laut.
Malam harinya saya bertemu salah satu sahabat terbaik, cantik, imut dan suka traktir. Dia kerja di salah satu perusahaan asuransi dan ditugaskan di palu. Dia juga pernah nge-trip bareng ke Bali-Lombok pokoknya dia paling handal jika ngomongin liburan. Mengajak saya berkeliling kota palu sambil naik motor maticnya. Menikmati malam sambil berbagi cerita mulai dari yang terkecil, pribadi dan bahkan yang yang spesifik pokoknya dia salah satu orang yang paling asyik untuk berbagi cerita.
Kak Lheeaaa
Ada satu kota yang sayang dilewatkan jika berkunjung ke palu. kota yang merupakan kampung halaman Pasha Vokalis Ungu band. Suatu tempat dimana kita bisa melihat kota Palu dari kejauahan. Kota itu adalah Donggala sekitar 30 km dari kota palu dan memiliki wisata andalan yaitu Tanjung Karang.
Keesokan harinya saya menuju Donggala. sebuah tempat wisata andalan kota Donggala yang memberikan pemandangan laut dan pasir putih. Harga tiket masuk itu gratis untuk semua pengunjung. Pasirnya putih dan halus dan menurut teman saya pemandangan bawah laut Tanjung Karang juga sangat indah. Untuk menikmati alam bawa laut saya menyewa alat snorkling dan ban sebagai pelampung. Hanya mengeluarkan Rp.20.000,- untuk penyewaan sudah bisa digunakan sepuasnya.
Tak perlu naik kapal untuk menikmati spot snorkling karena jaraknya sangat dekat dengan pantainya. Bisa melihat ikan dan karang yang sangat memanjakan mata saya selama snorkling walaupun karangnya kurang terlalu bagus dan sudah ada yang rusak. Saya sampai lupa waktu karena keasyikan bermain dengan ikan yang mengelilingi saya dan sesekali mengigit tangan saya. Setelah snorkling lanjut nikmati pisang goreng yang masih panas itu rasanya sesuatu banget. Dingin dan lapar abis snorkling terbayarkan dengan pisang goreng. Sempurna..
Pintu Gerbang Selamat Datang
Sisi Pantai Tanjung Karang
Perahu sewa untuk berkeliling sepanjang pantai
Muhzan, Hajar, Andres, and Me
Tanjung Karang Donggala
Matahari sudah mulai redup dan memancarkan cahaya emasnya. Sebelum meninggalkan Pantai Tanjung Karang kami menikmati Sunset. Sunset dengan latar gunung, ini hal pertama kalinya saya temukan di sini. Setelah nikmati sunset kami meninggalkan tempat nan indah ini dan saya sangat berharap jika saya ke Palu akan kembali ke tempat ini.
Jika berkunjung ke palu jangan lupa mencicipi Kaledo. Mengunjungi Pantai Talise dengan jembatan kuning kembarnya tapi saya sarankan berkunjunglah di malam hari. Paling penting berkunjunglah ke Tanjung Karang Donggala.