Silaturahmi dan Berbagi Cerita di Acara Dare To Share
Jul 28, 2015
Sabtu sore 25/7/15, Kereta jenis Commuter Line membawa saya dan penumpang lainnya dari Stasiun Bogor menuju Stasiun Tanjung Barat. Sudah lama saya tidak naik transportasi kereta, terakhir naik kereta ekonomi dari Stasiun Gubeng menuju Stasiun Surabaya dalam perjalanan pulang dari Bromo. Naik moda transportasi kereta api menjadi pilihan saya mengunjungi Ibukota bagian selatan karena lokasinya dekat dengan tempat tujuan saya dan tentunya bebas macet. Di dalam kereta saya masih kebagian tempat duduk walaupun ditengah perjalanan tepatnya persinggahan Stasiun Depok baru, saya harus berbagi tempat duduk dengan seorang ibu tua.
Setelah melewati beberapa stasiun, tibalah saya di Stasiun Tanjung Barat. Sebelum menuju Taman Tanjung Barat, terlebih dahulu saya menunaikan sholat ashar di musholla. Selanjutnya saya keluar dari stasiun kemudian berjalan kaki menuju tempat tujuan saya, dimana nantinya saya akan bertemu para kawan pejalan/traveler yang sebelumnya saya kenal hanya di media sosial.
***
Semuanya berawal dari Instagram, setidaknya ada tujuh akun instagram yang saya ikuti semuanya mengundang untuk ikut acara Dare To Share. Dari postingan foto tersebut, saya melihat informasi nama kegiatannya Dare To Share sebagai ajang silaturahmi dan berbagi cerita untuk setiap orang yang datang. Lokasinya di Taman Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Waktunya tanggal 25 Juli 2015 pukul 15.00-18.00 WIB. Informasi inilah membuat saya kenapa harus datang ke Jakarta, karena saya ingin bertemu dengan kawan-kawan yang menurut saya sudah punya pengalaman, mungkin saja saya dapat mengambil sedikit pengalaman dari mereka.
Tiba di Taman Tanjung Barat ketika acaranya sudah dimulai sekitar 30 menit sebelumnya, saya pun berjalan mendekat kemudian mengisi daftar hadir dan berkumpul di salah satu kelompok kecil dan duduk diam sambil melempar senyum tapi beberapa diantara mereka hanya membalas senyum seadanya tapi beberapa diantara mereka terlihat bahagia dengan kelompoknya masing-masing. Saya yang datang sendiri merasa asing yang tidak punya teman, ingin rasanya menyapa tapi saya masih mempelejari situasi terlebih dahulu dan mencoba mengenali satu per satu yang hadir. Saya mah apa atuh dibanding dengan lainnya.
Mengawali Acara dengan Permaianan
Sebelum acara dimulai, kak abex atau dikenal dengan anak bebek sebagai moderator acara membagi kami ke dalam 3 kelompok besar, saya tergabung di kelompok 1 bersama Ashari Yudha. Siapa sih yang tidak kenal dengan lelaki berewok ini man of behind Catatan Backpacker. Permainannya sangat mudah tapi dibutuhkan kebersamaan, kepercayaan dan kekompakan. Semua anggota kelompok membentuk lingkaran dan saling merapatkan kemudian setiap orang harus duduk di dengkul orang dibelakangnya selanjutnya disuruh berjalan memutar. Terlihat semua orang tertawa dan menikmatinya, menikmati duduk di pangkuan masing-masing.
Ajang Perkenalan Para Pelopor
Suksesor dibalik Acara Dare To Share
Selanjutnya acara perkenalan oleh orang-orang dibalik kegiatan Dare To Share, mereka terlihat sangat kompak dengan memakai baju merah dan putih.
Siapa saja sih mereka?
Anak Bebek, wanita cantik yang sudah malang melintang di dunia jalan-jalan baik itu Indonesia maupun luar negeri. Selain cantik pastinya tetap tangguh karena dia juga adalah seorang pendaki gunung. Dia punya mimpi mengunjungi 50 Taman Nasional yang ada di Indonesia.
Yudha, Catatan Backpacker, lelaki brewok yang memutuskan meninggalkan kuliahnya demi sebuah mimpinya. Berjalan sendirian tapi tidak merasa sendiri karena di setiap daerah mereka selalu mengangap orang ditemui adalah kawan. Dialah orang dibalik akun instagram Catatan Backpacker. Apakah anda satu dari 45.1K pengikutnya? dalam akun istagramnya. dia berbagi cerita, informasi, dan tips tentang setiap perjalanannya bersama dengan Devanosa, yang hari itu tidak hadir.
Satya Winnie, wanita cantik asal sumatera ini yang sekarang tinggal di Jakarta. Pengalaman jalan-jalannya sudah tidak diragukan lagi. Sudah banyak tempat-tempat eksotis yang pernah dia kunjungi di Indonesia, jika tidak percaya lihat saja blog pribadinya www.satyawinnie.com
Laga Pualam dan Dewi Everaers, dua pasangan ini mempunyai tujuan mengenalkan Indonesia lewat Eye Indonesia. Eye Indonesia adalah video project yang merekam keindahan Indonesia yang diunggah di youtube setiap bulannya.
Angga Ata, man of behind Indonesia_Paradise akun instagram yang merepost setiap keindahan Indonesia.
Dede Sunarya, lelaki berewok yang mirip dengan yudha, tapi dia punya kelebihan dalam tari perut. Seorang traveler yang juga sudah mengunjungi Indonesia, tidak hanya itu foto-foto instagramnya juga keren. Kamu tidak bakalan nyesal jika menjadi satu dari 8K pengikutnya, kamu akan disuguhkan keindahan Indonesia yang membuat orang tidak sabar untuk berpetualang.
Mereka tidak mengenalkan dirinya selengkap apa yang saya tuliskan, tapi apa yang saya tuliskan hanya bagian kecil yang saya ketahui.
Berbagi Cerita Perjalanan
Duduk Bersila sambil mendengarkan cerita
Inilah bagian utama dari rangkaian kegiatan acara Dare To Share. Tema cerita ada tiga yaitu mountaineering, backpacker dan networking. Setiap kelompokmengutus tiga orang untuk bercerita tentang pengalamannya, bebas memilih tema yang akan diceritakan dihadapan semua orang yang hadir. Dari semua cerita mereka, saya sangat tertarik dengan cerita Adli yang menceritakan perjalananya mengunjugi Pulau Buruh di Ambon. Entah kenapa saya sangat bersemangat ketika saya menceritakan tentang keindaha Indonesia Timur seperti Ambon. Adli menceritakan setiap detail perjalanannya baik dari segi transportasi, akomodasi dan hal lainnya.
Bertemu dengan Travel Blogger
Bang Farhan gak fokus nih
Melalui acara ini juga saya bertemu dengan beberapa travel blogger papan atas. Saya tidak menyangka mereka akan hadir selain Satya yang memang pelopor dari acara ini. Saya bertemu dengan Bang Farhan efenerr.com setiap cerita dalam blognya membuat saya selalu merasa mahasiswa yang mendengarkan dosennya menjelaskan. Catatan perjalanannya mengunjungi Indonesia dan luar negeri ditulis dengan gaya cerita khasnya. Saya paling suka tulisannya yang berjudul Teman, Travelinglah Sekarang Selagi Sempat
Saya juga bertemu dengan Acen, bapaknya jalan pendaki. Dia selalu menuliskan catatan perjalanannya dalam mendaki gunung tapi dia tidak mau dianggap seorang pendaki gunung, katanya dia cuma seorang penulis yang suka mendaki. Tulisannya dalam mendaki sangat berbeda dengan cerita perjalanan pendakian pada umumnya. Jalan pendaki sekarang sudah menjelma menjadi sebuah komunitas dan acen sebagai bapaknya. Mereka semuanya sangat terbuka dalam berbagi cerita, cerita yang kami bahas tentu tidak jauh-jauh dari dunia blogging dan jalan-jalan. Saya merasa beruntung bertemu dengan mereka.
Permainan Seru dan Pertanyaan Berhadiah
Sebelumnya sudah ada permainan kekompakan di awal, kali ini adalagi permainan yang tidak kalah serunya. Setiap orang menuliskan nama dan menyuruh orang lain untuk melakukan hal apapun yang ditulis. Dari semua kertas yang terkumpul, kemudian dikocok dan diambil seperti layaknya mengundi arisan. Ada tiga kertas yang terpilih, diantara kertas itu terdapat hal yang paling seru, dimana seorang menuliskan agar Dedesuryana melakukan tarian perut, dengan berat hati Dede Sunarya pun melakukannya. Semua orang yang hadir tertawa, kamu bisa bayangkan perut buncitnya dengan bulu tipis dibawahnya. Upzzzz, kamulah man of the match sesungguhnya.
Terima kasih Eye Indonesia
Selanjutnya ada pertanyaan berhadiah, dicari tiga orang yang berani untuk bertanya apapun. Saya dengan berani mengacungkan tangan dan bertanya kepada kak Abex tentang mimpi terbesarnya yang belum tercapai. Ternyata beliau punya mimpi mengunjungi 50 Taman Nasional di Indonesia, menurutku ini mimpi yang sangat berbeda dengan mimpi pada umumnya. Lewat pertanyaan itu, bak gayung bersambut saya mendapatkan sebuah topi dari Eye Indonesia, entah kenapa saya memang sangat suka dengan topi tersebut, secara saya kan pecinta Indonesia.
Cerita Penutup dan Foto Bersama
Sebelum menutup acara Dare To Share, kini giliran Satya,Yudha dan Kak Abex yang menyimpulkan dari semua cerita teman-teman. Satya berbagi cerita tentang betapa pentingnya social networking ketika mengunjungi tempat baru, banyak keuntungan yang bisa didapatkan. Yudha berbagi cerita tentang pengalamannya bahwa setiap pejalan harus selalu menghormati setiap aturan yang berlaku di tempat tersebut. Kak Abex berbagi informasi tentang safety high campaign, setiap pejalan harus memperioritaskan keselamatan, utamanya dalam hal pendakian.
Menutup acara Dare to Share dengan foto bersama, kami mengambil posisi masing-masing dengan ekspresi yang berbeda. Hari semakin gelap tapi kami tetap bersemangat dan tak ingin beranjak dari Taman Tanjung Barat. Sungguh acara yang benar-benar berjalan sukses, walaupun informasi yang saya dapatkan dari Kak Abex bahwa persiapan untuk acara ini sangat singkat dan publikasinya hanya lewat instagram tapi yang datang diluar perkiraannya.
ADVERTISEMENTS
Sempatkan Foto Bersama sebelum Pulang
Foto Bersama Dare To Share Part 1 (taken by Satya)
Acara Dare To Share berjalan sukses walaupun dengan konsep yang sederhana karena kita semua duduk dalam satu buah lingkaran, semua peserta duduk sama rendah dan berdiri kita sama tinggi. Tidak ada istilah senior, master, guru atau apapun itu karena disini semua berhak berbagi cerita. Saya berharap acara ini akan tetap berlanjut, tapi kiranya durasi pertemuannya lebih diperpanjang sehingga semua peserta yang hadir bisa saling mengenal dan saling berbagi cerita. Secara keseluruhan acara ini berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.