Sungai Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di pulau Jawa. Sungai yang memisahkan Jawa tengah (Cepu) dan Jawa timur (Bojonegoro). Menurut masyarakaat setempat kata Bengawan mengartikan sungai yang besar.
Perjalanan ini terjadi tahun lalu (2012). Saya ditempatkan di Cepu untuk mengikuti pelatihan LNG Fundamental di STEM AKAMIGAS selama 4 bulan (April – Agustus). Aktivitas yang begitu padat setiap minggunya membuat saya memilih kesibukan bersepeda di hari libur. Tidak ada aktivitas liburan yang menarik di daerah Cepu, sangat jauh dari hiruk pikuk perkotaan hanya ada Indomaret dan Alfamart yang terkesan pusat perbelanjaan. Salah satu makanan khas kota Cepu adalah eggroll, makanan ringan bentuknya seperti astor namun rasanya agak berbeda. Cita rasa yang disajikan seperti Vanila,Pandan,Cokelat dan rasa lainnya.
Gowes Keliling Cepu
Setiap Minggu biasanya saya dan teman – teman melakukan gowes keliling Cepu. Gowes merupakan olahraga bersepeda dimana selain liburan juga kita berolahraga. Di suatu minggu pagi kami hendak mengelilingi Cepu dengan bersepeda. kami pun start dari asrama. saya mengayuh sepeda menuju daerah Kasiman, dimana dikenal sebagai pengrajin kayu. Masyarakaat Kasiman terkenal dengan kerajinan kayunya, disini terdapat ukiran berbagai jenis dari harga ribuan sampai jutaan. Sepanjang perjalanan juga saya dapat menikmati indahnya pemandangan sawah yang terhampar luas, mengingatkan saya akan kampung halaman di Sidrap. Pada saat itu sawah masih hijau-hijauhnya dengan balutan sinar matahari yang membuat saya merasa rugi jika tidak singgah untuk menikmatinya.
Hamparan sawah di Desa Kasiman
Setelah puas menikmati indahnya udara pagi di pematang sawah, kami melanjutkan mengayuh sepeda menuju tempat penyebrangan sungai Bengawan Solo. Disinilah saya akan mencoba gowes mengarungi luasnya Sungai. Penduduk Desa Kasiman memamfaatkan jasa penyebrangan menuju kota Bojonegoro sebagai jalur alternatif untuk lebih mempersingkat waktu daripada melewati Kota Cepu yang harus menempuh waktu lagi. Namun jasa penyebrangan ini beroperasi dikala air sungai tidak deras.
Setalah melalui proses tawar menawar dengan sang nahkoda, akhirnya saya dan teman-teman dapat menyebrang dengan biaya Rp. 2000,-/ orang. Penyebrangan hanya akan dilakukan sekali berhubung berat maksimun sepeda masih bisa ditanggulangi oleh perahu. Semua sepeda telah dinaikkan dan diatur rapi, kini kami siap mengarunginya walaupun dengan perasaan sedikit takut.
Alhamdulillah setelah Gowes di atas perahu sekitar 10 menit, akhirnya kami sampai di tepi sebelah dan siap melanjutkan perjalanan menuju Bojonegoro. Matahari sudah membumbung tinggi cuaca mulai menusuk dengan panasnya. Setelah berpuas diri dengan bersepeda kami pun akan kembali ke asrama. Perjalanan akan menyebrangi sungai,tapi kali ini melewati Jembatan Sungai Bengawan Solo.
ADVERTISEMENTS