Mengejar Sunrise di Bukit Kusnodo Bontang

Langit Kota Bontang masih gelap ketika saya bersama teman sedang semangatnya menuju Bukit Kusnodo untuk menyaksikan sunrise. Sebuah daerah perbukitan sebelah utara Kota Bontang dimana letaknya sedikit lebih tinggi sehingga kita bisa melihat view Bontang dari ketinggian. Dari Bukit Kusnodo kita juga bisa melihat obor dan tangki PKT dan PT. Badak LNG, dua perusahaan besar di kota Bontang.

Bukan naik motor atau naik mobil apalagi jalan kaki, tapi kami menempuhnya dengan naik sepeda. Aktivitas baru yang saya geluti selama di Bontang bahkan kami punya kelompok bersepeda sendiri, kami ini Semut Hitam, namanya sedikit aneh tapi nama ini punya arti sendiri bagi kami.

Bukan Indonesia kalau tidak telat, ya seperti itulah yang terjadi, awalnya kami akan berangkat Pukul 05.15 tapi malah molor 30 menit kemudian. Apapun yang terjadi kami tetap berangkat walaupun tujuan utama kami rasanya sulit untuk dicapai. Saya memimpin teman-teman dan berada di garis terdepan menyusuri jalan raya kota Bontang. Udara dingin pagi hari seakan memberikan semangat agar tak patah semangat. Tanjakan HOP (Area Perumahan Umum PT. BADAK) menyambut kami, laju sepeda saya kencangkan, dengan sedikit napas ngos-ngosan akhirnya kami bisa melewatinya. Ini baru babak awal masih ada tanjakan selanjutnya.
Sebenarnya ada banyak jalur menuju Bukit Kusnodo, namun yang paling cepat lewat Kawasan Perumahan PKT (Pupuk Kaltim). Setelah melewati pintu masuk pos PKT kemudian belok kiri, harusnya itu yang kami lewati tapi kami malah lurus dan sempat kesasar. Perjalanan tanpa tersesat itu bagaikan sayur kurang garam, hukum alibi berlaku.
Saya beradu kecepatan dengan matahari yang sudah mulai beranjak dari peraduaanya, tapi apa daya saya kalah capat. Saya berhenti sejenak kemudian menikmati Indahnya Sunrise walaupun bukan di tempat tujuan rencana awal. Sebuah perjalanan tak mesti harus tiba di tujuan tapi bagaimana cara kita menikmatinya. 
Sang Mentari sudah mulai muncul
Langit gelap sudah mulai berganti
Hari sudah mulai terang, mengejar sunrise pun sudah gagal tapi kini berganti sunrise yang menemani kami menuju Bukit Kusnodo. Sebelum tiba, sebuah tanjakan bertingkat berada di depan yang harus kami lalui. Singgah sejenak sambil istirahat dengan sebotol air mineral sebagai pelepas dahaga di pagi hari. 
Puncak Bukit Kusnodo sudah di depan mata namun itu tak sedekat dengan apa yang dilihat, dibutuhkan tenaga untuk mengayuh sepeda dan semangat untuk mencapai puncak. Pantang juga bagi kami turun dari sepeda kemudian mendorongnya. 
Tanjakan terakhir sebelum puncak
Jalanan beton membelah Bukit Kusnodo
Sebuah pencapaian bisa berada di Bukit Kusnodo, walaupun tak sesuai rencana awal tapi perjalanan ini mengajarkan saya banyak hal tentang segala sesuatu tak selamanya harus sesuai dengan perencanaan. Jika mundur sedikit ke belakang, seandainya kami start lebih cepat ada kemungkinan kami bisa menyaksikan sunrise dengan balutan gradasi warnanya. Apapun itu, saya tetap bersyukur karena kini saya telah menemukan tempat paling keren di kota Bontang.

ADVERTISEMENTS
Bagi saya Bukit Kusnodo merupakan tempat bisa kalian kunjungi untuk para penikmat sunrise, selain itu tempat ini bisa menyaksikan sunrise dan sunset dari satu tempat. Terdapat pula menara yang terbuat kayu ulin, tapi sayangnya menaranya tak terawat.

Temukan cerita perjalanan saya selanjutnya mencari sisi keindahan kota Bontang. Setelah Pulau Beras Basah dan Bukit Kusnodo, saya yakin akan ada lagi tempat-tempat keren yang belum saya temukan. 
Ekspresi kegembiraan bisa berada di puncak
Sule, Guna dan Erick #Semut Hitam Crew
Let’s Travel to Experience the Beauty of Indonesia
Salam IndonesianHolic

19 thoughts on “Mengejar Sunrise di Bukit Kusnodo Bontang”

  1. Cumilebay MazToro

    Ah ini "trio libels" yaaa ???? hehehe. Dah lama banget ngak naik sepeda nich, ngejogrok aja di teras depan ngak perna di sentuh. Jadi kangen mengayuh di car free day 🙂

  2. What!? Pantang nuntun sepeda? Buat saya sih nuntun sepeda itu halal dan malah jadi wajib kalau tanjakannya nggak kira-kira dan terancam bikin ga bisa pulang ke rumah, hahaha.

    Tapi jujur, kalau saya sendiri lebih bertenaga nanjak pas subuh, pas cuaca masih dingin-dinginnya. Kalau sudah menjelang siang atau lewat jam 12 dan ada tanjakan, haduh… mending saya nuntun daripada ga bisa pulang, hahaha.

    Saya takjub juga ada trek jalan beton yang membelah bukit seperti ini. Niat banget ya, hehehe. Itu bukan jalan bikinan/milik pemerintah kan ya?

  3. Trio Pengelana dengan Sepeda,, mantap mas-mas… saya sendiri ngayuh sepeda gitu, udah ampun dah,, lama tak bermain sepeda.. jadi iri,,

  4. Uwowwww.. itu sepeda sampe diangkat tangan satu gitu. Enteng bingit yaa..
    Hmm.. ngejar sunrise emg perjuangan sih, perjuangan bangun pagi yg erat haha

  5. Berangkatnya kurang pagi, mas. Sebaiknya atur janjian beberapa menit sebelum jadwal sih, alokasi waktu buat keterlambatan. Tapi foto sunrise-nya tetep cakep!
    Tinggal di Bontang ya? Yang namanya traveling itu memang nggak harus jauh-jauh ya. Di belakang rumah pun tersimpan sejuta potensi. Salam 🙂

  6. ya ampun spot sekelas bukit kusnodo saja bisa jadi cerita, padahal saya yang dulu zaman SD & STM di bontang sering ada acara disitu merasa biasa saja hehe, salam dari warga bontang yang merantau ke jakarta (fakhruddin)

  7. sunrise di bontang keren banget, apa lagi jika bersepedaan dengan anak. bisa menikmati keindahan sang illahi

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top