Apa yang anda pikirkan jika mendengar kata Bandung ???
Bandung adalah ibukota provinsi Jawa Barat. Bandung yang merupakan kota tujuan wisata karena cuacanya yang dingin dan memiliki tujuan wisata yang banyak, membuat saya nafsu untuk liburan di Bandung.
Oktober 2012, Saya dan beberapa teman (Ikram, Tardi, Udin, Kak Mail) berangkat ke Bandung. Start point jakarta ke bandung via bus primajasa dan tiba di terminal leuwipanjanng. Dari terminal bertolak menuju kost salah teman saya di daerah Cicaem. Berhubung saya tiba di terminal malam hari maka untuk mencari angkot sangat sulit maka kami memutuskan naik taxi dengan syarat, langsung nego harga tanpa argo. Berhubung kami 5 orang jadi cukup untuk satu taxi walaupun tidak sesuai standar karena biasanya 4 orang.
Alhamdulillah tiba dengan selamat. Sesampai disana perut kami keroncongan dan kami sulit menemukan penjual berhubung malam itu adalah malam takbiran karena besoknya lebaran idul adha. Nasi goreng khas bandung kami temui di sudut persimpangan jalan menjadi pelampiasan kelaparan kami.
Sebelum melangkah terlalu panjang, perlu diketahui bahwa liburan ke bandung bertepatan dengan Idul Adha. Ini hal yang pertama bagi saya lebaran jauh dari keluarga.
Day 1 Alllahu Akbar…Alllahu Akbar..Allahu Akbar Lailaha illallah walillahi ilham Begitulah takbiran berkumandang di salah mesjid terdekat yang membuat kami sadar bahwa hari ini adalah hari lebaran karena semalam kami baru tidur jam 3, jadi wajar saja kalau paginya kami sempoyongan. Tanpa berpikir panjang dan rasa malas kami bergantian bangun dan mandi sebelum berangkat ke mesjid.
ADVERTISEMENTS
Kami pun berangkat ke mesjid untuk mengikuti shalat idul adha secara berjamaah. Saya pun baru menyadari kalau cewek bandung itu memang sangat cantik. Setelah lebaran kamipun kembali dan berharap ketupat, buras, opor ayam tersedia di dapur. Namun jangan pernah harap itu akan ada, karena perlu diingat kami disini hanya tinggal di rumah kost teman saya. Alhasil itupun tidak jadi masalah yang penting pagi ini perut kami harus terisi. Perut yang keroncongan mulai bernyanyi. Kupat tahu menjadi pilihan, makanan khas bandung yang menjadi makanan kesukaan mahasiswa karena harganya tarif mahasisiwa.
Setelah pelaksanaan sholat jumat, kami pun bersiap untuk memulai destinasi liburan keliling kota bandung. Tujuan pertama kami adalah Mall Ciampelas Walk (Ciwalk). Mall yang terletak di kawasan Ciampleas, menuju kesini kami naik angkot. Sesampai disana saya membayangkan mall seperti biasanya namun perkiraan saya meleset, saya melihat sebuah mall yang lain dari biasanya. Mall ciampelas memang memiliki keunikan sendiri, karena di dalam mall terdapat beberapa pohon pinus dan gedungnya terpisah dan memiliki lahan kosong ditengah. Puas berkeliling di dalam sambil window shopping, kami pun mencari cafe yang bisa duduk lama sambil bercerita lepas. kami memilih salah satu cafe di deretan cafe. Banyak hal yang kami bicarakan, hal yang lumrah jika sekolompok lelaki berkumpul dan membicarakan hal paling penting adalah wanita. Saya kembali percaya jika orang mengatakan bahwa gadis bandung memang aduhai dan geulis pisang.
Mall Ciampelas bagian dalam
salah satu sudut pintu masuk
Jalan poros pintu masuk mall Ciampelas
Setelah berpuas diri dan cuci mata, kami pun move on dari cafe berhubung hari mulai senja. Di jalan poros sebelum pintu masuk mall Ciampelas terdapat beberapa toko dan distro yang menjual baju khas bandung dan cindera mata, harganya pun bervariasi tergantung dari kualitas. Tapi perlu diingat dimanapun harga selalu menentukan kualitas.
Malam telah tiba kami menuju salah satu kawasan pusat kota bandung yaitu lapangan Gasibu yang berdekatan dengan kantor pemerintahan kota bandung atau yang lebih dikenal dengan Gedung sate. Sesampai disana tidak ada hal yang begitu menarik. Menurut teman saya Gedung sate itu ramai disore hari atau minggu pagi. Saya punya mimpi sebelum meninggalkan kota bandung saya harus berfhoto di depan gedung sate. Orang mengatakan tidak sah ke bandung jika tidak mengabadikan gambar di depan gedung sate.
Sebelum malam terlalu larut kami pun kembali ke kost-an, berhubung besok kami akan menuju tujuan utama ke bandung adalah mengunjungi kawasan Kawah putih.
Day 2
Matahari terbit di sebelum timur..
Dingin kota bandung masih terasa, kami pun masih bermalas ria di dalam kamar. Berhubung kami harus berangkat ke Kawah putih jadi kami harus bergegas untuk bersiap diri. Menuju Kawah putih kami berencana menyewa mobil, namun apa boleh buat berhubung saat itu lagi musim liburan jadi untuk mencari mobil rental kami harus memutar otak. Inilah hal yang tidak terlupakan kami membuang waktu hampir setengah hari hanya untuk mencari, namun alhamdulillah usaha salah satu teman akhirnya berhasil menyewakan kami mobil. Sebuah mobil APV hitam dan Avanza, kami menyewa 2 mobil karena kami ada sekitar 15 orang termasuk beberapa teman dan temannya teman saya.
Pukul 11.00 kami meninggalkan bandung menuju kawasan Ciwidey. Menuju kawah putih membutuhkan waktu yang cukup lama juga. Selama perjalanan kami disuguhkan pemandangan yang luar biasa saat memasuki kawasan perbukitan ciwidey dan mulai merasakan dinginnya. Alhasil kami sampai disana sekitaran jam 14.30. Sesampai di pintu masuk Kawah Putih, kami terlebih dahulu singgah di gerbang tiket. Harga tiket masuk pada saat itu adalah Rp. 15.000/orang dan Rp.150.000/mobil. Jadi jika di kalkulasikan kami harus membayar sekaitar Rp.255.000, dengan pembagian 7 orang ditambah 1 mobil, harga yang lumayan mahal. Namun ada hal yang tak terlupakan disini, pada saat itu kami masuk 2 mobil tanpa bayar sepeserpun. Salah satu teman saya menjual nama penanggung jawab kawah putih dengan mengatakan bahwa kami 2 mobil adalah keluarga dari bapak yang hendak liburan. Alhasil mereka pun percaya, jangan dicontoh yah……..
Setelah melewati pintu gerbang, kami harus menempuh sekitar 5 km. dengan jalur menanjak dan sempit. Sebenarnya pihak pengelola menyediakan mobil khusus menuju kawah putih yang disebut untang anting dengan tarif Rp.10.000/pp. Sebelum sampai di kawah putih hujan turun dengan lebat alhasil membuat kami menunggu di dalam mobil di kawasan parkiran. Walaupun sebenarnya diluar terdapat beberap orang yang menjual jasa penyewaan payung. Setelah hujan reda kami pun turun dan bergegas menuju kawah putih. saya semakin penasaran dengan suasana kawah putih. Kawasan kawah putih memang sudah dikelola dengan baik terbukti dengan beberapa bangunan kayu yang masih baru. Kami pun turun menuju kawah putih, dan melihat beberapa gumpalan asap dari air belerang. Kawah putih seperti danau air belerang yang mempunyai warna biru kehijauan dan memiliki bau yang khas jika dihirup terlalu lama dapat membuat kita merasa pusing. Banyak orang berfhoto, berfhoto, berfhoto..memang tidak ada aktifitas yang lain selain berfhoto. Sebelum turun terdapat papan pengumuman yang mengingatkan pengunjung untuk tidak terlalu lama. Berada disana kita juga harus pintar membaca arah angin karena harus menghindari asap belerang walaupun saya sempat menghirupnya dan sedikit pusing dan rasa ingin muntah. tapi kami sempat mengambil beberapa gambar. Ini hasil jepretan kamera kami yang kami sempat abadikan.
Pintu gerbang masuk kawah putih
Tangga turun menuju kawah putih
Papan pengumuman
Kawah putih ada kemiripan ranukumbolo
Salah satu sudut kawah putih
We are Mechanical Engineering A’08 PNUP
We are technical apprentice
We are 121 family
Foto Bersama
Setelah memuaskan diri, kami beranjak meninggalkan kawasan kawah putih menuju permandian air panas ciwidey. Jarak dari kawah putih tidak terlalu jauh hanya sekitaran puluhan menit sudah sampai di kolam air panas ciwidey.
Sesampai di kolam air panas harus membayar uang tanda masuk terlebih dahulu. Seingat saya Rp. 9.000/orang harga tiketnya dengan biaya parkir mobil Rp. 10.000,-. Setelah masuk kedalam tampak kolam tidak terlalu menarik. Kolamnya ada 2 untuk dewasa dan anak-anak lengkap dengan seluncurannya. Airnya yang kurang jernih membuat saya urungkan niat untuk mandi. Saya pun hanya menikmati pemandangan alam sekelilingnya, karena dikelilingi oleh bukit kebun teh. Menghabiskan waktu sampai hari mulai senja. setelah itu kami bersiap kembali menuju bandung.
Sudut kolam renang khusus dewasa
Kolam renang khusus anak-anak.
Bukit nampak dibalik kolam air panas
Kami tiba di bandung malam hari sekitar pukul 20.30. kami pun kembali ke kost-an terlebih dahulu untuk bersih-bersih. Setelah itu untuk kami ke daerah ketinggian kota bandung yakni daerah punclut, disana kami menikmati indahnya pemandangan kota bandung. Di kawasan punclut tersedia warung makan dengan konsep lesehan dengan variasi menu yang berbeda. saya memesan nasi merah dan ayam lalapan, yang paling berkesan disini adalah lomboknya yang membuat saya rasa ingin nambah. manyooosss
Meninggalkan kawasan punclut, kami pun melanjutkan menikmati Bandung malam hari. Bandung malam hari memang berbeda dengan siang harinya. Kami menuju Jl. Praha, Stasiun KA dan kawasan saritem yang terkenal dengan dunia malamnya terbukti dengan beberapa wanita berpakaian seksi memajang dirinya di pinggir jalan. Walaupun kami tidak masuk hanya menikmati pemandangan ini dari dalam mobil. Hal yang unik di Jl. Praha dimana di kawasan tersebut terdapat pos polisi yang berdampingan dengan wanita yang memajangkan dirinya. ada satu lagi yang menarik kawasan Saritem yang tampak luarnya seperti pesantren namun ini hanya kedok semata. Beberapa kawasan di bandung memang sudah di legalisasi jadi hal yang wajar saja jika melihat hal yang seperti ini.
Malam pun larut, melanjutkan destinasi ke tempat bermain bilyard, disini hanya seperti bilyard di tempat lain. Memainkan beberapa game, saya pun mulai mengantuk berhubung waktu sudah menunjukkan pukul 03.00. Setelah itu kami pun kembali ke kost-an dengan muka ngantuk..hoam..hoam….hoanmmm
Day 3 Minggu pagi hari.. Matahari pun terbit. Walaupun saya tidurnya telat namun saya bangunnya cepat berhubung saya ingin mengunjungi Gedung sate. Kawasan lapangan Gasibu dan Gedung sate di minggu pagi memang sangat ramai. Kalian akan melihat beberapa orang yang menjual dagangan di pinggir jalan seperti pasar tumpah. Alhasil jalan pun menjadi macet. Tujuan saya sebenarnya disini adalah berfhoto di gedung sate, Setelah sampai didepan Gedung sate, saya pun turun dan teman saya mencari tempat parkir. setelah memuaskan hasrat saya dan membeli tahu sumedang sebagai menu sarapan pagi.
Bus Suporter PERSIB (Viking)
Gedung Sate landmark kota Bandung
Setelah memuaskan diri, kami menuju kawasan pusat distro untuk membeli beberapa oleh-oleh. Walaupun saya tidak membeli baju distro dan hanya membeli beberapa gantungan kunci. Memang benar kalau pusat distro itu berawal dari bandung karena saya mengunjungi pusat perbelanjaan lantai 5 dimana didalam semuanya distro yang menjual baju,jeans,kemeja dan lainnya.
Hari sudah siang, kembali ke kost-an berhubung sorenya kami akan kembali ke jakarta. Pukul 14.30 kami meninggalkan kota bandung menuju terminal leuwi panjang dengan taxi. dari terminal leuwi panjang kami memilih bus primajasa tujuan Tjg. Priok Jakarta. Back to Djakarta..