Pura Parahyangan Jagatkartha di Kaki Gunung Salak

Pernah dengar Pura Jagatkartha? jika belum saya akan menuliskan cerita perjalanan saya menuju suatu tempat yang begitu tenang. Saya selalu merindukan alam yang hijau,sejuk dan paduan langit biru dan awan putih seperti kapas dan untuk mendapatkan ini tidak perlu jauh-jauh atau mengeluarkan uang banyak.
Pura Parahyangan Jagatkarta adalah sebuah bangunan pura agama hindu yang terletak di Ciapus Kota Bogor. Pura ini merupakan pura terbesar di pulau jawa dan terbesar kedua setelah pura Besakih di Bali dan uniknya pura ini tepat berada di kaki gunung salak makanya suasana disana sangat tenang dan damai. Menurut pemangku, tiap hari pura ini selalu ramai baik yang yang ingin beribadah, meditasi, photography, dan banyak hal yang bisa dilakukan. 
Pengantar sudah cukup lanjut tentang cerita perjalanan. Entah malam apa saya sedang googling di internet mencari destinasi liburan yang terdekat dengan jakarta. Semua yang saya dapatkan kebanyakan tentang kota bogor, tapi kali ini saya ingin suatu tempat yang tenang yang jauh dari keramaian seperti tempat wisata kebanyakan. Singkat cerita, salah satu teman trip saya merekomendasikan Pura Jagatkarta (makasih Linggar), dengan pergerakan cepat saya menuju laptop mencari tentang Pura yang menurut saya masih asing. Pencarian selesai dan saya memutuskan harus kesana. Semua hal tentang pura ini telah saya dapatkan bahkan akses menuju kesana semua sudah tercatat di buku catatan trip saya. 
Sabtu pagi, tepatnya jam 8 menuju Stasiun Manggarai yang letaknya cuma sekali naik busway dari tempat saya. Menuju loket tiket dan mengeluarkan selembar uang Rp.10.000,- dan diberikannya secarik kertas bertuliskan Tiket Commuter line Jakarta-Bogor dan uang kembalian Rp. 1.000,-. Setelah tiket sudah ditangan saya berjalan menuju jalur 6 sesuai petunjuk penjaga stasiun. Selang beberapa menit KA Commuter line sudah datang dan mengantar saya dan penumpang lain menuju Bogor. Kereta yang bersih dan berAC membuat perjalanan ini semakin lengkap. Saya mengeluarkan buku Negeri 5 Menara dari dalam tas untuk mengurangi rasa ngantuk saya, takutnya jika saya tertidur pulas pas bangun tas saya sudah hilang (astagfirullah) semoga tidak terjadi. 
          
                                                      *****45 menit berlalu*****
Saya tidak sadar ternyata keretanya sudah berhenti di stasiun bogor. Memasukkan kembali buku dan mengankat tas ke punggung  dan siap untuk eksplore. Hal pertama yang saya rasakan di bogor adalah pemandangan sebuah gunung dengan balutan awan yang puncaknya tertutup. Saya berharap bahwa hari ini  tidak hujan walaupun kota Bogor dikenal dengan kota hujan. sebelum meninggalkan stasiun, saya masuk di sebuah minimarket membeli cemilan dan sebotol minuman. Selanjutnya saya berjalan menuju sebuah kursi yang tepat disampingnya ada banyak colokan listrik dan bertuliskan “tempat charge gratis” tanpa pikir panjang saya mengambil charger HP lumayan irit battery. Jam 09.30 saya keluar dari stasiun dan menuju KFC sambil menunggu Linggar sebagai guide lokal yang akan berangkat bersama menuju pura yang keindahannya masih berada dalam angan-angan saya.
Menuju Pura Jagatkarta, pertama kami naik angkot menuju Bogor Trade Mall (BTM) kemudian turun kemudian lanjut lagi dengan angkot jurusan ciapus. Sebelum naik, jangan lupa bertanya apakah lewat Pura karena tidak semua angkot jurusan ciapus menuju kesana. 
                                                    ******30 menit berlalu*****
Akhirnya tiba juga di sebuah pertigaan yang bertuliskan Pura Jagatkarta 1km. Sepanjang perjalan di dalam angkot saya dimanjakan dengan pemandagan yang hijau dan berbukit. Kami memutuskan untuk berjalan masuk menuju pura walaupun dipertigaan itu ada jasa ojek tapi kan kami adalah para pecinta alam maka kami memutuskan berjalan, itung-itung olahraga sambil ngirit. hehehehehe. 
Pertigaan Jalan Masuk Pura
Jalan masuk Menuju pura #jalan kaki
Dari jalan masuk pura terlihat Gunung salak dan kami akan berjalan menuju di kaki gunungnya. jalan masuk sudah beraspal namun harus siapkan tenaga ekstra karena jalanannya agak menanjak tapi rasa capek berjalan tak terasa jika melihat sekeliling dan udara yang terhiruk terasa sangat segar. Setelah berjalan sekitar 20 menit terlihat mobil yang  terparkir di pinggir jalan itu berarti bahwa pura itu berada disana. 
sebelum masuk patuhi dulu aturan ini
Sebelum masuk pura ada banyak hal yang harus diperhatikan. Munuju pos pelaporan dan mengutarakan niat kedatangan kita. Sebelum masuk aturan pertama adalah harus menghargai dan menghormati orang yang sedang beribadah, kemudian tidak diperkenankan memakai celana pendek namun tetap bisa masuk dengan diberikan sarung untuk dililit dan terakhir yang paling penting bagi perempuan yaitu dilarang masuk dalam kondisi datang bulan. Setelah semua syarat terpenuhi bapak penjaga memberikan sebuah kain kuning yang harus dililitkan di pinggang.
Masuk kedalam halaman pura dengan menaiki beberapa anak tangga. Melihat bangunan pura dengan halaman hijau dan beberapa tanaman bunga dengan background gunung salak terasa keindahannya sangat lengkap. Tampak beberapa orang sudah berada ditaman namun sebelum berjalan menuju taman pengunjung harus melepaskan alas kaki. Tampak suasana yang tenang walaupun ada beberapa orang. Tak berpikir panjang saya mengeluarkan kamera Nikon D5100 dan mengambil beberapa angle untuk mengabadikan keindahan tempat ini. Saya pun penasaran dengan keindahan dibalik pura ini. Sebelum masuk pengunjung harus melapor karena umumnya hanya sampai di halaman depan. Saya mendekati bapak tua dan mengutarakan niat saya untuk masuk, kemudian bapak ini berkata bahwa “yang bisa naik keatas hanya yang ingin berdoa dan meditasi tapi jika anda ingin masuk silahkan” mendengar kata tapi dari bapak ini artinya ada peluang untuk masuk. 

Pura Jagatkarta dengan background Gunung Salak
Sudut dari samping halaman
dari balik pohon pura ini masih cantik
Pintu Keluar Pura
Ukiran batu khas Bali
saya pun berjalan menuju keatas walaupun beberapa pengunjung ragu untuk masuk namun ada beberapa yang mengikuti jejak saya untuk masuk. melihat pemadangan didalam dan beberapa orang yang sedang berdoa. Bapak pemangku disini sangat terbuka dengan agama lain karena menurut beliau agama itu adalah kepercayaan kita masing-masing dan itu tidak bisa dipaksakan, jalankanlah ibadahmu dan hargai agama lain. Menurutnya hal yang harus dijaga agar kita tetap hidup tentram adalah perilaku dan saling menghargai, dan itu yang sudah mulai hilang dengan masyarakaat indonesia dengan pemahaman yang terkotak-kotakkan. Saya sependapat bahwa kita harus selalu mengerti arti dari Bhineka Tunggal Ika yang artinya walaupun kita berbeda-beda tetap satu jua.

Persiapkan kembang sebelum ibadah
Be silent please!!!! lagi ada ibadah
Linggar as a local guide
Bangunan dalam pura
Foto Bersama
Bersama pemangku
Puas menikmati keindahan pura dan kesejukan udaranya saya meninggalkan pura nan indah ini dan berharap suatu saat ini kembali mengeksplore keindahannya. sebelum pulang saya melakukan sholat duhur di sebuah balai belakang. Meninggalkan pura tenaga yang diperlukan tidak seperti sebelumnya karena akan berjalan menurun, setelah sampai dipertigaan jalan kemudian melanjutkan naik angkot menuju kota bogor. 

Indonesia Indah !!!
singkat cerita  sesampai dibogor saya menuju daerah Botani Square untuk wisata kuliner karena Inggar mengajak untuk menikmati semangkuk soto mie Bogor. di salah satu warung yang berjejer di pinggir jalan. Warung kaki lima namun rasa begitu lezat mungkin karena pengaruh lapar juga, Manyooossss.
Puas mengisi perut, lanjut mencari mushollah untuk sholat ashar. Mushollah ada di dalam Botani Square lt.2 menjadi pilihan sekalian ngadem dulu didalam mall. Setelah sholat saya langsung keluar karena menurut saya semua mall itu sama lagian tujuan utama bukan untuk jalan di mall.
Sebelum menuju terminal, saya menuju landmark kota bogor yaitu sebuah tugu kujang, tugu yang diujungnya adalah sebuah alat perang khas bogor seperti di aceh dengan rencongnya, dayak dengan mandaunya, dan makassar dengan badiknya. namun Tugu ini sedikit tercoreng dengan bangunan tinggi dibelakangnya, karena sebelum bangunan itu dibangun. Tugu kujang ini sangat gagah berdiri dengan background gunung salak, namun karena pemerintah berkata lain dengan melegalkan pembagunan gedung itu walaupun katanya pernah terjadi penolakan oleh beberapa warga.
Soto Mie Bogor

Tugu Kujang

Bagunan tinggi yang mencederai Tugu Kujang.
Pukul 16.30 saya sudah berada di terminal Bogor dan memilih bus AC kramat djati jurusan Bogor – Tj.Priok dengan harga Rp. 11.500,-/orang. Menurut sopir bus, Setiap 1 jam bus akan berangkat. Tepat pukul 17.00 Bus berangkat melewati tol. Sepanjang perjalanan saya memilih tidur hingga tak terasa kondektur meneriakkan bagi yang ingin turun di Gudang Garam, itu artinya perjalanan hari ini berakhir. Melihat jam tangan saya 18.10 itu artinya perjalanan Bogor – Jakarta hanya sekitar 1 jam’an. Alhamdulillah #one day trip bogor dengan tujuan utama Pura Jagatkarta selesai. 
Pengeluaran:
Tiket busway Cempak Putih – Manggarai
*Rp. 3.500,-
Tiket KA. Commuter Line Jakarta – Bogor
*Rp. 9.000,-
Angkot dari Stasiun Bogor – Bogor Trade Mall(BTM)
*Rp. 2.000,-
Angkot BTM – Ciapus
*Rp.10.000,- (PP)
Angkot dalam kota Bogor
*Rp. 2.000,-
Bus AC Kramat Djati Bogor – Tj, Priok 
Rp. 11.500
Total pengeluaran Rp. 38.000,- , diluar biaya makan yang tergantung selera anda masing-masing dan oleh-oleh jika anda berminat.
Backpacker Amatiran-
ADVERTISEMENTS
Scroll to Top