Masjid Dian Al Mahri atau yang lebih dikenal dengan Masjid Kubah Emas yang terletak di Cinere kota Depok, Jawa Barat. Bangunan mesjid menyerupai arsitektur timur tengah. Mesjid memiliki 5 kubah yang melambangkan 5 rukun islam dimana 1 kubah utama dan 4 kubah kecil. Mesjid yang dibangun oleh seorang pengusaha dermawan asal Banten bernama Hj Dian Juriah Maimun Al Rasyid. Mesjid ini diresmikan di tahun 2006 bertepatan dengan lebaran idul adha. Luas pekarangan mesjid ini sekitar 70 hektar. Menurut salah satu pengurus mesjid, Mesjid ini dibuka setiap hari untuk umum, kecuali hari kamis untuk persiapan shalat jumat besoknya. Perlu diketahui mengapa mesjid ini diberi dengan nama mesjid kubah emas karena semua kubahnya dilapisi dengan emas dengan ketebalan 2-3 millimeter. Subhanallah.
Di penghujung maret tepatnya hari jumat 29 maret 2013, saya dan 4 orang teman ( Hajar, Sulaeman, Edhy, dan Adhit ). Kami sudah merencanakan untuk wisata religi sekaligus melaksanakan sholat jumat di mesjid kubah emas. Saya pun mencari akses menuju kesana dari internet dengan bantuan google maps malam harinya. Setelah mempelajari lokasinya, saya pun menyimpulkan bahwa untuk menuju kesana kita harus memiliki jenis transportasi Busway, KA Commuter line, dan Angkot.
Jumat pagi, sekitar pukul 08.00 kami berkumpul di lobby, sepeti biasanya kami harus menulis surat izin sebelum keluar berhubung kami sedang mengikuti pelatihan di Jakarta. Start point dari Hotel patra jasa yang beralamat di Cempaka putih. Setelah menyelesaikan proses administrasi kami pun menuju sebuah halte busway Cempaka putih tepat di depan cuma butuh menyebrang beberapa langkah saja. kami memilih busway terlebih dahulu menuju Stasiun Manggarai. Setelah menempuh sekitar 45 menit akhirnya kami sampai di Stasiun Manggarai, walaupun sebenarnya tidak terlalu jauh namun berhubung kami harus antre dan menunggu datangnya busway yang kadang tidak sesuai dengan harapan kedatangannya.
Setelah membeli tiket di loket Commuter line, dimana tiap orangnya harus membayar Rp.8.000,-/orang sesuai dengan aturan KA Commuter line Jakarta-Bogor, walaupun sebenarnya kami hanya sampai Depok namun kami harus membeli tiket seharga tujuan Bogor. Tidak beberapa lama, KA commuter line pun datang dari arah menuju Bogor, kami dan beberapa orang yang sudah menunggu sudah siap untuk naik. Saya berpikir bahwa nantinya di Commuter line saya akan mendapatkan kursi untuk duduk wuenak namun pikiran itu nihil, didalamnya sudah ada beberapa orang yang sudah berdiri dan menggelantung. Saya merasakan sedikit nyaman dengan AC commuter line berfungsi dengan baik. Alhamdulillah
Stasiun Manggarai
Karcis Commuter line sudah ditangan, lets go
Setelah beberapa menit kami pun tiba di Stasiun Depok baru, itu artinya kami harus turun dan melanjutkan perjalanan dengan angkot sesuai dengan inerary perjalanan yang saya rencanakan. Kami pun turun dan bertanya di salah satu petugas stasiun tentang jenis angkot menuju mesjid kubah emas. Kami pun berjalan beberapa langkah untuk sedikit menjauh dari gerombolan angkot karena kita akan menunggu lama di dalam angkot jika belum penuh. Untuk menuju mesjid kubah emas kami harus naik angkot 2 kali, pertama kami naik angkot 102 kemudian dilanjutkan angkot 03. Lama perjalanan dari stasiun menuju mesjid sangatlah menguras waktu dan bermandikan keringat di dalam angkot, walaupun sebenarnya dekat tapi jalanan yang sempit dan selama perjalanan kami mendapatkan kemacetan yang luar biasa. Astagfirullah
ADVERTISEMENTS
Setelah terjebak selama 1 jam di dalam angkot, kami pun tiba tepat pintu gerbang Mesjid kubah emas. Subhanallah…mesjid yang luar biasa. Perjuangan pun akhirnya terbayarkan dengan mesjid yang begitu megahnya. Arsitektur timur tengah dan menyerupai Taj Mahal India dan kubahnya yang dilapisi emas membuat kami decak kagum. Kami masih memandangi dari pintu gerbang mesjid yang begitu megah dengan pekarangan mesjid yang sangat luas. Mesjid dengan 5 kubahnya yang dilapisi emas dan cuaca langit yang biru membuatnya terasa lengkap untuk diabadikan. Pasang tripod atur kamera mari beraksi.
Sulaeman,Edhy,Adit,Hajar dan Akbar
Mesjid kubah emas dari kejauhan
Mesjid Kubah emas dari dekat
Setelah mengabadikan beberapa gambar, kami pun memilih untuk masuk mesjid lebih awal untuk bisa mengambil posisi paling depan. Suasana yang panas membuat kami untuk bergegas mencari tempat yang adem. Pintu masuk mesjid dipisahkan antara wanita dan laki-laki. Sebelum masuk kita harus terlebih dahulu menitipkan sandal/sepatu/tas di tempat penitipan dan semuanya gratis, cuma disudut terdapat kotak bagi yang ingin menyumbang. Setelah mengambil wudhu, kami pun masuk. Melangkahkan kaki seperti memasuki sebuah tempat yang memberikan kedamaian bagi pengunjungnya. Suasana di dalam sangat adem karena mesjid ini menggunakan Air Conditioner. Karpet tebal berwarna kuning, lukisan alqur’an di sekelilng dindingnya, serta mimbar yang katanya juga terbuat dari emas. Saya merasa sangat kagum dan damai. Tidak lama berselang seorang berjubah putih mengumandangkan adzan. Kami pun mendengarkan tausiah jumat dan kemudian melanjutkan sholat jumat. Setelah sholat jumat, kami memilih untuk tetap duduk di tempat sambil menunggu jemaah lain keluar. Melihat kemegahan mesjid ini kurang lengkap rasanya jika tidak mengabadikannya. Sebenarnya ada aturan dilarang mengambil gambar didalam mesjid, namun masih banyak juga yang mengindahkannya.
Lampu Ornamen tepat di tengah mesjid
Mimbar Mesjid
Suasana dalam mesjid
Sebuah sekat antara ikhwa dan akhwa
Mesjid Kubah Emas
Berpose lebih dekat dengan kubah emas
Kubah kecil tepat berada di depan mesjid
Menara mesjid
Setelah puas menikmati kemegahan mesjid, kami pun akan melanjutkan menikmati dari luar berhubung sebelumnya masih kurang. Pekarangann mesjid ini terdapat beberapa pohon mangga yang rindang, kami pun memilih spot ini untuk melihat lebih dekat. Berada disini kita dilarang untuk menginjak rumput. jika ingin beristirahat ada gedung aula yang disediakan di samping mesjid.
Waktu sudah menujukkan pukul 13.45, kami pun keluar dan ingin mencari warung untuk makan siang berhubung kami dari tadi belum makan. Sebuah warung mie ayam dan bakso tepat berada di diseberang jalan dan pas depan gerbang mesjid. Saya sendiri memesan mie ayam bakso dengan harga Rp.10.000,-. Rasa lapar dan melihat semangkok mie ayam langsung saya libas. Mie ayam sangat manyoos dan sangat recomend jika anda mengunjungi mesjid kubah emas hendaklah menikmati mie ayam disini.
Semangkok Mie ayam bakso
Setelah menikmati mie ayam, kami pun meninggalkan lokasi dengan harapan bisa kembali disni untuk menunaikan sholat jumat. Untuk pulang seperti rute sebelumnya waktu kami berangkat. naik angkot 102 kemudian lanjut 03. menuju stasiun depok kami harus menempuh 1 jam didalam angkot dibawah sinar matahari yang menembus kaca angkot membuat kami terasa berada di dalam oven. Cucuran keringat begitu deras keluar seperti kami selesai berlari marathon.
Pukul 15.10 kami sudah tiba di stasiun depok, dan melanjutkan perjalan dengan KA Commuter line tujuan jakarta. Setelah melewati beberapa stasiun akhirnya kami tiba di stasiun manggarai. Suasana di dalam kereta sangat nyaman. tapi menurut sulaeman “didalam kereta ekonomi tinggal ayam saja yang tidak ada“. Kereta ekonomi sangat berbanding terbalik dengan commuter line. Saya pribadi mendukung PT.KAI untuk menghapus kereta ekonomi namun harganya harus disesuaikan dengan kantong masyarakat kecil.
Suasana Commuter Line
Stasiun Manggarai
Tiba di stasiun manggarai, kemudian berjalan beberapa meter menuju halte busway manggarai. Memilih busway tujuan cempaka putih. Tepat pukul 16.30 kami sudah tiba di Patra jasa. Suatu kebanggaan rasanya dapat mengunjungi mesjid dian al mahri yang lebih dikenal dengan nama mesjid kubah emas. Satu hal yang bisa saya simpulkan adalah orang yang memiliki banyak uang itu banyak, tapi yang bisa membangun mesjid semegah mesjid Dian Al Mahri itu tidak banyak.