Pulau Kelor yang berada pada gugusan Kepulauan Seribu, dahulunya dikenal dengan nama Pulau Kherkof. Akhirnya disebut dengan Pulau Kelor, karena luasnya yang hanya sekitar 2 ha saja. Kecil-kecil cabe rawit, walau ukurannya kecil, namun pulau ini menyimpan sejarah di masa lalu.
Dulunya, di pulau ini terdapat galangan kapal dan benteng yang dibangun oleh VOC untuk menghadapi serangan bangsa Portugis sekitar abad 17 kala itu. Ya, setidaknya itu informasi yang saya dapat — sebut saja dari Wikipedia — saat mengunjungi Pulau Kelor. Satu yang paling terlihat jelas dari peninggalan sejarah yang tercatat di pulau ini adalah sisa reruntuhan Benteng Martello.
Pulau tak berpenghuni ini, hampir setiap hari libur atau weekend selalu ramai dikunjungi. Begitu juga dengan saya dan rombongan open trip yang hari itu akan island hopping ketiga pulau sekaligus.
Balik lagi tentang sejarah di pulau ini, Benteng Martello menjadi saksi bisu yang masih bertahan hingga sekarang. Dulunya, di Pulau Kelor ini dijadikan garda depan pertahanan Batavia dari serangan angkatan laut musuh. Bentuk benteng yang masih terlihat adalah bangunan bulat berbahan bata merah yang dibangun meniru Benteng Mortella yang ada di Corsica, sebuah pulau di Laut Tengah sana.
Kalau dilihat dari bekas reruntuhannya, Benteng Martello ini sebenarnya memiliki ukuran yang luas. Diceritakan juga, pulau ini sempat hancur saat Gunung Krakatu meletus dan sedikit demi sedikit terkikis oleh ombak.
Sebenarnya pemerintah sudah cukup memperhatikan pulau ini. Apalagi dengan banyaknya minat warga Jakarta dan wisatawan yang cukup sering berkunjung ke pulau ini. Kita bisa melihat pemerintah sudah membangun tiang pancang pemecah ombak disekililing pulau.
Namun, yang masih sulit diatas hingga saat ini ternyata adalah sampah. Kebanyakan sampah yang ada di pulau ini adalah kiriman dari Jakarta. Saya sendiri berharap pulau ini akan selalu ada bertahun-tahun berikutnya, hingga anak cucu kita nanti. Karena merupakan saksi sejarah yang tidak bisa kita lupakan begitu saja.
Selain tentang sejarah Batavia masa lampau, sesungguhnya tempat ini memang cocok untuk liburan. Alih-alih hanya berdiam diri atau berlindung dari terik matahari, kita bisa melakukan keseruan lainnya. seperti bermain di pantai pasir putih, laut biru, dengan latar belakang pulau.
Yah, begitulah yang saya lakukan dengan teman-teman yang lain.
***
Tepat pukul 10.30, bang @widhy20 selaku tour guide kami memanggil agar semua peserta berkumpul untuk selanjutnya menuju Pulau Cipir.
Ya, rangkaian One Day Trip ke Pulau Seribu ini biasanya akan mengunjungi 3 pulau sekaligus. Selain Pulau Kelor, masih ada Pulau Cipir dan Pulau Onrust. Lumayanlah untuk menghilangkan penat sejenak dari keruwetan ibukota.